Tuesday, June 2, 2009

Reinkarnasi Lituus, Alat Musik Tiup Roma Kuno

Lituus, alat musik tiup yang pernah berkumandang 300 tahun silam di Roma Kuno, diciptakan kembali. Sebuah program komputer membangkitkan kembali alat musik yang terlupakan ini hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan jangkauan notasi, kualitas nada, dan bagaimana ia pernah dimainkan.

Tidak satu pun orang yang masih hidup saat ini pernah mendengar, memainkan, bahkan melihat gambar lituus. "Software menggunakan data-data itu semua untuk mendesain sebuah instrumen yang elegan dan bisa digunakan dengan kualitas nada dan akustik yang diinginkan," kata Professor Murray Campbell di University of Edinburgh, Skotlandia. "Bukan cuma bunyi, tapi juga bentuk yang tepat."

Peranti itu awalnya dikembangkan oleh Alistair Braden, mahasiswa program doktoral yang dibimbing Murray, untuk menyempurnakan desain dari instrumen musik tiup modern. Schola Cantorum Basiliensis, konservasionis musik spesialis musik-musik yang awal sekali, lalu datang dan meminta bantuan untuk merekonstruksi lituus.

Seluruh data jangkauan notasi sampai diagram melintang alat musik yang diyakini mirip lituus disediakan kelompok asal Swiss itu. Mereka pula yang menyediakan motet O Jesu Christ, Meines Lebens Licht, komposisi musikal paduan suara bikinan Johann Sebastian Bach pada abad ke-18, sebagai satu di antara karya musik terakhir yang ditulis untuk diiringi lituus.

Braden dan Murray menggandeng tim peneliti dari Engineering and Physical Sciences Research Council untuk melakukan studi terhadap alat musik yang telah punah itu. Hasilnya, lituus pun bak mengalami reinkarnasi dalam rupa trompet sepanjang 2,4 meter dengan mulut di ujungnya yang seperti genta.

Alat musik yang satu ini tidak bisa dijinjing dengan mudah. Kisaran notasi terbatasnya pun tergolong sulit dimainkan. Tapi, bila bisa dimainkan dengan baik, seperti yang sudah dibuktikan Schola Cantorum Basiliensis, alat musik tersebut bisa mengalunkan nada-nada motet Bach yang tidak bisa ditiru instrumen musik modern mana pun.

No comments:

Post a Comment